Langsung ke konten utama

Review Film Swing Girl (2004)




Butuh film yang bikin kamu semangat? Kamu bisa coba nonton Film Musikal Komedi Jepang ini.
Film yang dibalut dengan lagu jazz dan bumbu kehidupan siswi-siswi SMA yang pemalas, yang harus  mengulang mata pelajaran matematika di musim panas. Dimana musim panas sebenarnya adalah musim liburan bagi anak-anak sekolah di Jepang.

Dimulai dari terlambatnya  katering pesanan band sekolah yang mengantarkan makan siang. Suzuki Tomoko dan siswi-siswi lainnya memprovokasi guru matematika, untuk mengijinkan mereka mengantarkan pesanan makan siang. Dalam perjalanan, Tomoko mengambil satu kotak makan siang lalu diikuti Yoshie dan siswi yang lain. Karena ketiduran, Suzuki dan kawan-kawan melewatkan stasiun tujuan mereka dan turun di stasiun selanjutnya. Kereta yang menuju stasiun tujuan mereka baru kembali satu jam kemudian. Akhirnya mereka memutuskan berjalan kaki menuju stasiun tujuan.


Di tengah perjalan mereka berhamburan dan jatuh ke sawah bersama kotak-kotak makan siang  yang mereka bawa. Sementara Tomoko menjatukan satu kotak yang kemudian ia pungut diam-diam dari atas rel kereta.
Setelah setiap anggota band sekolah mendapatkan jatah makan siangnya, Nakamura mendekati gadis-gadis ini. Ia satu-satunya anggota band yang belum mendapatkan jatah makan siang. Namun siswi-siswi ini berbohong, sementara Nakamura tahu bahwa mereka bohong, dari sisa nasi yang tertinggal di dagu Tomoko.
Kembali dari membeli snack sebagai makan siangnya, Nakamura dikejutkan dengan teman-teman dan guru pembimbingnya yang berlarian ke toilet. Ketika ia sampai di depan toilet, ia dapati teman-temannya telah teler karena keracunan makanan dan dilarikan ke rumah sakit.

Sebagai satu-satunya anggota band yang selamat, Nakamura berinisiatif untuk mencari anggota pengganti untuk band mereka, yang direncanakan akan mengikuti kompetisi band antar siswa di Jepang. Sekiguchi adalah orang pertama yang mendaftarkan diri dengan membawa seruling. Nakamura merasa tidak ada harapan. Ditambah dua orang siswi berpenampilan rocker yang masuk ke ruang latihan tanpa mempedulikan Nakamura.
Melihat Tomoko dan siswi-siswi kelas remedial tertawa bahagia menuju kelas matematika, Nakamura meluapkan kemarahannya dan mengancam mereka untuk menjadi pengganti anggota band, atau rahasia mereka atas kejadian nasi kotak dibongkar.

Daripada harus mengikuti kelas matematika yang membosankan, mereka kembali membuat alasan untuk membantu band sekolah. Namun tanpa mereka sadari, perlahan-lahan mereka tertantang dengan adanya Sekiguchi disana. Ia mampu mempelajari dengan cepat apa yang diperintahkan Nakamura. Mereka bangga ketika band mereka mampu memainkan lagu, walaupun masih terdengar belum profesional. Rasa bangga mereka berakhir saat anggota band yang asli beserta guru pembimbing mereka telah kembali dari rumah sakit. Pura-pura membenci semua latihan yang telah mereka jalani selama ini, mereka melangkah keluar dari ruang latihan, walau sempat tertahan dengan sekiguchi yang tidak mau menyerahkan trombone-nya. Ketika keluar dari sekolah muka mereka terlihat datar dan lama-kelamaan mereka menangis sambil merengek seperti anak kecil. Seseorang yang mereka lintasi berpikir bahwa mereka menangis karena ada gurunya yang meninggal.


Hari-hari yang biasa diisi dengan latihan keras menjadi terasa kosong. Tomoko lalu menjual set komputer di rumahnya untuk membeli tenor saxophone bekas. Ia latihan di pinggir sungai, kemudian menemukan Nakamura yang juga sedang latihan di seberang sungai.

Berbekal brosur dari toko alat musik bekas, Tomoko mencoba memengaruhi teman-temannya untuk mengumpulkan uang agar bisa membeli alat musik dan kembali berlatih. Mereka lalu bekerja sambilan di sebuah toko swalayan. Namun tak lama Tomoko, Yoshie, Sekiguchi dan Naomi dipecat karena menyebabkan kekacauan di toko, dan tanpa diberi upah. Sedangkan teman-temannya yang lain sudah menggunakan uang gaji mereka untuk membeli barang-barang bermerk dan melupakan tujuan mereka mengumpulkan uang yang sebenarnya.

Atas usul Sekiguchi, akhirnya mereka mencari jamur matsutake di hutan milik kakeknya  sepupunya  temannya  ibunya Sekiguchi, yang ia akui sebagai kakek. Ketika mengumpulkan jamur, Tomoko tidak sengaja menemukan papan peringatan dilarang masuk hutan tersebut atau jika tidak harus membayar denda 500.000 yen. Mereka segera menyelamatkan diri ketika melihat beberapa penjaga hutan terlihat berjalan ke arah mereka. Namun bukannya selamat, mereka bertemu babi hutan yang kemudian mengejar mereka dengan dramatis. Siap-siap menikmati scene freze konyol antara mereka dan si babi hutan, yang berakhir dengan matinya si babi hutan.
Setelah kejadian itu, pemilik hutan memberi mereka imbalan karena telah berhasil membunuh babi hutan yang mereka incar selama ini. Lalu membeli alat musik bekas dengan segala cacat yang menyertainya. Kemudian teman-teman Hiromi  membantu mereka memperbaiki alat-alat musik dengan barang-barang dari spare part mobil bekas.

Penampilan pertama mereka di muka umum tidak berjalan dengan mulus. Lalu mereka berinisiatif untuk latihan di ruang karoke dan juga diusir. Namun ada seorang pemilik toko swalayan yang menawari mereka untuk tampil di depan tokonya. Ini penampilan kedua mereka, dan kekacauan kembali terjadi ketika kacamata Sekiguchi jatuh. Pandangan matanya yang sangat buruk berimbas pada Tomoko, lalu diikuti Yoshie yang hilang konsentrasi karena lembar sheet musiknya tertiup angin. Pemilik tokopun meminta untuk berhenti karena membuat orang-orang kabur dari tokonya.
Saat mereka sedang berkemas, Tomoko menemukan kacamata Sekiguchi yang hilang dan menanyakan keberadaan Sekiguchi. Rupanya Sekiguchi sedang berbicara dengan seorang lelaki tua di seberang sana. Sekiguchi yang memiliki pandangan yang buruk, tidak bisa mengenali lelaki tua yang mengajaknya bicara. Kemudian Sekiguchi memberi tahu teman-temannya tentang saran lelaki tua itu. Lelaki tua itu mengatakan bahwa permainan mereka harus memiliki ayunan. Sehingga membuat masalah alur yang sama menjadi lebih dari sekedar nada-nada. Nasehat lelaki tua itu membuat mereka semakin penasaran dengan lelaki tua itu, dan memanggilnya. Namun lelaki tua itu segera kabur saat Tomoko memanggilnya. Dan akhirnya mereka kejar-kejaran hingga sampai di rumah si lelaki tua yang rupanya adalah pak Ozawa, guru matematika mereka.

Mulai di hari itu, pak Ozawa menjadi pelatih jazz mereka. Walau sebenarnya ia sendiri sangat payah dalam hal mempelajari jazz. Ia mengajari murid-muridnya berbekal dari apa yang diajarkan guru jazz-nya. Ia mengatakan bahwa irama jazz adalah kebalikan dari irama musik pada umumnya. Murid-muridnya belum bisa memahami perkataan itu, sampai Sekiguchi berhenti di tengah jalan karena mendengar musik yang dimainkan saat lampu merah menyala. Dari sanalah murid-murid ini dapat menangkap irama jazz dalam kehidupan sehari-hari. Baik di jalan, di lingkungan tempat tinggal, atau bahkan dari permainan bola ping pong.

Di penampilan mereka yang ketiga, mereka tampil di depan toko swalayan dimana mereka pernah bekerja paruh waktu. Penampilan mereka mendapat tanggapan yang baik, sehingga menarik pelanggan untuk berbelanja di toko itu. Pada permainan yang kedua di sore hari, musik yang mereka mainkan menarik perhatian teman-teman ex-band mereka. Dan menyadarkan mereka kembali tentang indahnya jazz.

Dengan arahan dari pak Ozawa, mereka menjadi satu band jazz yang utuh kembali. Dan akhirnya mendaftarkan diri untuk festival musik tahunan antar siswa. Namun Tomoko yang ceroboh, terlambat mengirim rekaman permainan mereka. Ketika balasan dari panitia sampai, ia tak sampai hati menyampaikan hal itu kepada teman-temannya yang tengah sibuk menyiapkan kostum dan berdandan untuk kompetisi. Hingga dihari keberangkatan menuju tempat kompetisi, Tomoko masih saja diam. Ia merasa bersalah. Nakamuralah yang kemudian dimintainya tolong untuk menyampaikan hal itu ke teman-teman mereka.

Dan tentu saja, teman-teman band-nya marah dengan kecerobohan yang telah Tomoko lakukan. Mereka hanya berdiam diri sambil kecewa di kereta yang terpaksa berhenti karena cuaca buruk. Lalu seorang bapak-bapak mengetuk-ngetuk radionya yang memutar musik jazz, musik jazz yang nantinya akan mereka bawakan. Kemudian Sekiguchi memainkan trombone-nya, diikuti Yoshie dan teman-teman lainnya. Jadilah keadaan yang stagnan itu lebih hidup dengan permainan jazz mereka.

Nakamura melihat sesuatu di luar, rupanya itu adalah bus sekolah. Guru musik sengaja datang untuk menjemput mereka karena salah satu peserta berhalangan hadir karena cuaca buruk ini, sehingga panitia memutuskan untuk mempersilahkan Swing Girl, grub band mereka untuk tampil.

Kedatangan mereka yang terlambat, membuat beberapa orang melangkahkan kaki keluar. Kekacauan kecil sempat terjadi sebelum pertunjukan dimulai. Ditonton orang yang jauh lebih banyak, membuat mereka  gugup. Dan lupa untuk melakukan tune up. Sampai Sekiguchi berteriak dan memukulkan garpu talanya, dan melakukan tune up diikuti teman-temannya. Penampilan mereka yang memukau membuat orang-orang yang tadinya duduk sambil mendengarkan mereka menjadi berdiri sambil bertepuk tangan mengikuti irama musik jazz. Sorak-sorai penonton menggema diseluruh ruangan ketika pertunjukan mereka selesai.


Walau film ini seperti film Jepang pada umumnya, namun ia berhasil menaikkan mood penontonnya untuk semangat dan bekerja keras dalam berusaha. Hingg orang lain merasa bangga dengan hasil yang akan kita capai kemudian.
Sangat direkomendasikan untuk generasi milenial yang lebih suka hura-hura, dan menghabiskan waktu untuk hal yang percuma. Dan untuk kalian yang mulai surut semangatnya, dan butuh bahan bakar untuk memacu kalian untuk hidup kembali.

Selamat menonton!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Rekomendasi Buat Kamu Yang Ingin Belajar Aksen British

Sebagian kita suka film-film keluaran negeri paman Sam atau kita kenal ddengan Hollywood. Namun sebagian lebih menyukai film-film Inggris. Baik karena secara tabiat, cara mereka menggambarkan film-film mereka sangat Inggris. Di lain hal, juga karena kamu tertarik dengan aksennya yang seksi di telinga. Dan membuatmu ingin mempelajarinya. Berikut Rekomendasi yang bagus untuk mendukung kemampuanmu meniru aksen british. 1.        A Street Cat Named Bob (2016) Kucing orange tak selamanya buruk. Di film yang diangkat dari kisah nyata dari James Bowen. Seorang homeless London yang juga seorang pecandu heroin. Ia berhasil bangkit dan memperbaiki kehidupannya. Di tengah kehidupannya yang menyedihkan, dokter yang menanganinya dalam program bebas dari narkoba, membantuya mendapatkan tempat tinggal. Disinilah ia bertemu dengan kucing orange yang kemudian diberi nama Bob. Pendapatan James dari menga...